Contoh Surat Cinta

Medan, 20 Agustus 2020

Dear Dewi Cahaya
Kekasihku,

Untukmu yang kusayangi,
Entah  apa yang harus aku tuangkan dalam secarik kertas ini,
Goresan tinta indah sekalipun tak ada yang bisa mewakili rasa ini.

Ada banyak hal yang mungkin tak kau tahu dariku, betapa banyak tersimpan segala kurangku, bahkan lebihnya cintaku yang kukemas dalam hati untukmu.

Terimakasih atas curahan kasihsayangmu untukku, yang tlah memberikan warna disetiap hari-hariku bersamamu.
Aku tahu, mungkin aku bukan yang pertama untukmu, tapi aku harap aku adalah yang terakhir untukkmu.

Aku ingin disetiap hari-hariku adalah bersamamu,
Aku melihat senyummu,
Mendengar suaramu, candamu, dan tawamu.

Aku ingin kau slalu ada menemaniku hingga kita tua nanti.
Meski kadang aku bertanya-tanya apakah aku pantas mendampingimu?.

Kekasihmu,

Anton Syahputra.

Medan, 20 Agustus 2020

Dear,
Dewi Cahaya

Kasih, aku tak mengerti apa itu cinta, bagaimana itu sayang, dan kau hadir merubah semuanya menjadi indah. Ketika hatiku yang beku tlah kau cairkan dengan kelembutanmu, seperti anak panah yang menembus hati ini ketika kau menatapku dengan penuh cinta.

Terkadang cinta itu aneh. Ada yang mengatakan bahwa cinta itu tak mempunyai kaki, tapi cinta bisa berjalan dari hati ke hati, dan kini cintaku tlah berjalan ke hatimu. Kini cinta ini tlah lumpuh untuk tetap berada di hatimu, tidak akan pernah sanggup untuk berjalan meninggalkanmu.

Kasih, cintaku itu sederhana. Cukup engkau menjadi milikku, maka aku akan menjadi milikmu selamanya.

Yang kau cinta,

Anton Syahputra.

Medan, 20 Agustus 2020

Dear,
Dewi Cahaya.

Sejak pertama kali aku mengenalmu, tak ada yang berbeda dari rasa ini. Tak ada yang berbeda dari apapun semua tentang kita, layaknya seorang teman yang senantiasa bersama.

Namun, seiring berjalannya waktu, rasa ini mulai tumbuh dan berbeda dari biasanya. Rasa di mana aku ingin selalu disampingmu, tertawa, bercanda, menangis, aku tetap dan ingin kau slalu ada di sisiku.

Bahagia hati ini ketika aku bisa melihat senyummu, ketika kita bersama. Tapi hati ini merasa sendiri ketika kau tak di sisiku. Dan kamu tahu?, aku begitu merindukanmu.

Kusadari, mungkin ini yang disebut cinta. Yah, ku beranikan diri ku katakan bahwa aku mencintaimu, sangat mencintaimu.
Terserah apa yang ada dibenakmu saat ini tentangku. Tapi aku berharap balasan surat darimu yang akan menyejukkan hatiku.

Yang mencintaimu,

Anton Syahputra.

Medan, 20 Agustus 2020

Dear,
Kekasihku,

Aku sungguh mencintaimu.

Bahkan di ranjangku pikiranku mendambakan dirimu, kekasih abadiku, dengan bahagia, dan dengan duka, menunggu takdir, bilakah ia akan mendengarkan kita. Aku hanya dapat hidup, denganmu atau tidak sama sekali. Ya, aku telah bertekad, untuk berkelana mencarimu, selama apapun, sejauh apapun, hingga aku dapat terbang, pulang ke dekapanmu, dapat merasakan jiwaku diselimuti oleh jiwamu hingga ke alam maut.

Dengan cinta
Selamanya milikmu.
Selamanya milikku.
Selamanya milik kita.

Dari orang yang mencintaimu,

Anton Syahputra.

Medan, 20 Agustus 2020

Dear,
Dewi Cahaya.

The day when you say “I love you less”, will mark the end of my love and the last day of my life. If my heart were base enough to love without being loved in return I would tear it to pieces.

Dewi! Dewi! Remember what I have sometimes said to you: Nature has endowed me with a virile and decisive character. It has built yours out of lace and gossamer. Have you ceased to love me?.

Forgive me, love of my life, my soul is racked by conflicting forces. My heart obsessed by you, is full of fears which prostrate me with misery. I am distressed not to be calling you by name. I shall wait for you to write it.

Farewell! Ah! if you love me less you can never have loved me. In that case I shall truly be pitiable.

From your love,

Anton Syahputra.

Medan, 02 Agustus 2020

Dear,
Dewi Cahaya
Jakarta.

Buat kamu yang lagi jauh tapi dekat dihati,
Sayang, walaupun kita jauh, walaupun kita terpisahkan jarak, percayalah jika hati ini akan selalu untuk mu.

Sayang,
Aku tahu ini sangat berat untuk hubungan kita.
Tapi aku ingin kau mengerti.
Aku pergi bukan berarti aku tak sayang.
Tapi untuk kebahagiaan kita nanti,

Sayang,
Sebenarnya yang aku inginkan berada disisimu, memelukmu, menciummu, mewarnai hari-hari kita dengan senyuman.

Sayang,
Terima kasih atas semua yang telah kau berikan.
Aku berjanji akan selalu setia padamu hingga akhir waktu.
Tetaplah bersamaku sampai ajal menjemput.
I love you,

Dari kekasihmu,

Anton Syahputra.

Medan, 20 Agustus 2020

Dear Kakak Kelas,
Anton Syahputra.

Bagaimana kabar kakak hari ini ? semoga kakak selalu dalam keadaan baik dan bahagia, Sebelumnya perkenalkan nama saya Dewi Cahaya, mungkin kakak belum begitu mengenal saya ya kak ? saya adalah salah satu dari sekian banyak calon siswi baru di sekolah ini yang mengikuti kegiatan ospek.

Meskipun kakak belum begitu mengenal saya tetapi saya cukup mengenal kakak karena saya sering memperhatikan kakak diam-diam, ya memang diam-diam kak. Saya sering memperhatikan kakak saat tersenyum saat kakak marah-marah kepada teman-teman mos dari seringnya aku memperhatikan kakak entah mulai dari mana mulainya tumbuh berkembang hingga berbuah rasa kagum ini menjadi buah-buah cinta.

Senyum kakak yang imut dan mempesona membuatku tak jemu-jemu memandangnya, marah kakak yang tegas tetapi sedikit lucu semakin membuat jantungku berderu tak menentu. Memang aku sedikit lebih muda dari kakak tetapi bukakankah cinta tak mengenal usia, memang kakak belum mengenalku tetapi bukankah cinta itu soal hati.

Kak bukannya aku songong karena begitu berani mengungkapkan isi hati ini pada seseorang yang belum mengenalku tapi perasaan ini sudah tidak bisa dipendam lebih lama lagi takut aku jika terlalu lama menahan rasa ini aku bisa gila.

Aku tidak menuntut cintaku terbalaskan terpenting bagiku sudah kuungkapkan, karena bagiku mencintaimu pun adalah bahagia untukku.

Salam rindu dariku yang mencintaimu.

Yang mencintaimu,

Dewi Cahaya.

Paris, 20 Agustus 2020

Kepada Yang Tercinta
Dewi Cahaya.

Kekasihku,
Yang ribuan mil jauhnya tetapi tetap hidup di hatiku.
Sayangku, bagaimana kabarmu? Sudah tiga bulan lewat saat surat terakhirmu kubalas dan Engkau belum mengirim surat lagi kepadaku.

Sayangku, aku merasa sangat rindu kepadamu. Benar bahwa aku sekarang berada di Paris, kota yang dikenal sebagai pusat mode dunia. Kota romantis dengan Menara Eiffel yang mempesona sehingga melahirkan inspirasi film “Eiffel I’m in Love”. Akan tetapi, Sayangku, semua itu hampa rasanya tanpa dirimu di sisiku.

Sayangku, kuharap Engkau sudi sabar menunggu. Tiga bulan lagi aku akan selesai dengan tugasku di sini. Saat hari tiu tiba nanti, aku akan langsung menemuimu. Akan kucurahkan rindu yang telah kusimpan dalam kalbu ini. Entah seberapa banyak dirimu dapat menampung.

Sayangku, kirimkanlah kabar kepadaku. Mungkin Engkau dapat mengirimkan foto bunga mawar yang kita tanam bersama di tepi danau mungil tempat kita selalu mengangankan kebahagiaan di masa depan. Sungguh aku tidak sabar untuk segera melihat bunga mawar itu bersamamu. Mudah-mudahan ada mawar yang bisa kupetik dan kupersembahkan kepadamu.

Sayangku, tunggulah aku dengan penuh cinta.

Kekasihmu yang rindu,

Anton Syahputra.

Medan, 20 Agustus 2020

Sweet Dewi Cahaya.

Sejak aku melihatmu tuk pertama kali, aku merasakan getaran yang berbeda. Betapa aku tak menyadarinya. Namun, setelah kesekian kali aku melihatmu, aku sadar, selama ini aku menyimpan rasa sama kamu. Rasanya seperti ada yang hilang jika sehari saja ga melihat kamu.

Kamu harus tahu, betapa senangnya aku, jika tatap mata ini berbalas. Bukan hanya itu, aku juga suka tawamu, candamu dan senyumanmu itu. Kalau boleh, betapa aku menyukai semua yang ada pada dirimu. Setiap saat yang ada dipikiranku cuma kamu seorang. Bukan pak Tatang guru matematika itu, suer, hehe

Dewi Cahaya yang manis.
Sungguh tak tahan rasanya menyimpan rasa ini terus menerus. Memendam perasan ternyata lebih sakit dari apapun. Aku tidak bisa menahan semua ini. Karena itu, dalam surat ini aku ingin bilang, AKU MENYUKAIMU. Ini sebuah kejujuran, bukan rayuan gombal seperti kata Judika, jebolan Indonesian Idol itu. Maukah kamu jadi Cewek-ku? Maukah kamu mengatakan hal yang sama denganku?.

Dewi Cahaya yang kucinta, 1×24 jam dari sekarang, aku tunggu jawabanmu.

Yang mencintaimu,

Anton Syahputra.

Medan, 20 Agustus 2020

Dewi Cahaya.
Selama ini aku kagumi dirimu, walau hanya sesaat pertemuan namun hati ini tak meragukan mu. Walau cinta ini tak bisa kita teruskan lagi, namun aku masih tetap mencintaimu. Manisnya senyumu, mata mu, tutur katamu, semua yang ada pada mu.

Ku tau kamu sudah tidak  bersamaku lagi dan sudah menjadi milik orang lain, tapi hati ini masih tidak bisa memungkiri jika kamu masih menjadi ratu di hatiku. Tapi biarlah cinta yang masih kurasakan ini hanya menjadi rahasia.

Bukan pembalasan yang ku harapkan, karena aku tahu kita sudah tidak mungkin bersama lagi. Yang ku ingin, hanya asal kau tau saja, bahwa aku selalu memujamu.

Dari aku yang mencintaimu,

Anton Syahputra.

Medan, 20 Agustus 2020

Untuk Kakak Senior yang ganteng,
Anton Syahputra.

Hai kak!.
Tau nggak kak?, setiap kakak tersenyum serasa ada yang bergetar kencang dari dalam hatiku. Bingung sebenarnya rasa apa yang terjadi, tapi yang pasti ini semua karena ada  kakak. Aku tau mungkin ini pertemuanku yang pertama tapi aku tidak ingin ini menjadi pertemuan terakhirku.  Kak, kenapa sih kakak itu bisa manis?. Hee…heeee, maaf kak pertanyaanku sedikit aneh. Waktu pertama kali aku ketemu sama kakak rasanya aku suka sama kakak mungkin itu namanya cinta pertama.

Setiap kakak menatap kearahku rasanya jantungku ingin keluar dari dalam dada ini. Maaf kak karena aku terlalu cepat mengungkapkan perasaan ini karena aku ingin mengenal kakak lebih dekat. Karena, aku ingin kakak menjadi seseorang yang spesial di hatiku. Aku memang junior kakak dan baru masuk kampus ini, tapi apa salahnya kita saling mengenal lebih dekat karena yang aku tau perbedaan itu indah. Kak bales ya surat ini karena aku sangat mengharapkan surat balasan dari kakak, karena setiap kata yang akan kakak balaskan untuk surat ini merupakan kata-kata terindah yang akan aku ketahui.

Semoga kakak tidak terganggu dengan surat ini dan mau membalasnya.

Salam manis,

Dewi Cahaya.

Medan, 20 Agustus 2020

Untuk Kakak MOS yang baik hati,
Anton Syahputra.

Apa kabar, Kak?.
Aku harap sih Kakak saat ini sedang baik kesehatannya agar bisa membaca surat ku ini hingga selesai.

Kak, perkenalkan namaku Dewi Cahaya. Aku menulis surat ini bukan hanya karena tugas semata tapi juga sebagai rasa dan ungkapan terimakasihku kepada Kakak.

Selama mengikuti kegiatan MOS di sekolah ini, aku memang terkadang merasa lelah dan suntuk. Tapi, sikah ramah dari Kakak setidaknya bisa mengurangi rasa lelah dan suntuk itu. Ditambah senyuman Kakak yang bisa memberikan spirit bagiku.

Di sisi lain, sikap tegas dan disiplin Kakak tidak membuat saya tegang, gentar atau takut. Tapi, malah menjadikan semangat kembali membara agar bisa menjadi murid yang sebaik mungkin. “Jangan menyayangi seseorang seperti bunga, karena bunga mati kala musim berganti. Sayangilah mereka seperti sungai, karena sungai mengalir selamanya.”

Sekian surat pendek dari saya. Maaf kalau kata-kata dan tulisan saya jelek dan kurang berkenan di hati ya, Kak.

Salam,

Dewi Cahaya.

Medan, 20 Agustus 2020

Kepada yang kukagumi
Dewi Cahaya.

Entah luapan rasa apa yang harus kutulis di secarik kertas ini.
Diriku tak bisa menuangkannya walaupun hanya setetes rasa hati.
Tiada yang bisa mewakili diri yang sedang gundah dengan cinta ini.

Jujur, saat ku pertama melihatmu, aku tertarik dan terpesona denganmu.
Kulihat pandangan pertama betapa indah dirimu dan cantik rupamu.
Semua perasaan dihati ini terjadi karena begitu indahnya kau dimataku.

Tapi entahlah tiba-tiba muncul dihatiku apakah pantas aku mendampingimu.
Kau bagaikan bidadari jelita dengan lirik mata yang penuh arti, sedangkan aku hanya pria biasa yang hanya mampu tuk mengagumimu.

Tapi saat ini kuberanikan diri tuk meluapkan isi hati ini.
Aku nyatakan bahwa aku mencintaimu, dan terserah apa katamu, yang pasti ku menyayangimu.

Kuharap kau membalas sepucuk suratku ini, dengan berita yang menyejukan hati, dapat menjawab semua gelisah hati selama ini.

Kutunggu jawabanmu, wahai wanita yang kukagumi.

Yang selalu mengagumimu,

Anton Syahputra.

Medan, 20 Agustus 2020

Dear Kekasihku,
Dewi Cahaya.

Selama ini saya selalu berusaha menutup hati untuk orang lain ketika sudah pernah merasakan sakitnya dihianati. Namun tidak dengan kamu, yang mampu membuatku jatuh cinta dan merasa sangat takut untuk kehilanganmu.

Saya selalu merasa deg degan saat berada di dekatmu, dan aku khawatir akan hal itu. Maka dari itu, akupun mencoba memeriksakan diri ke dokter untuk memeriksakan kesehatan ku. Namun apa kata dokter?, dokter bilang kalau kamu selalu ada di mataku ketika duduk di hadapanmu. He . . he . . he.

Saya langsung pulang dan kecewa sama dokternya karena tidak memberikan kejelasan apa – apa. Tapi saya berharap besok kamu bisa duduk di dekatku, untuk membuktikan perkataanya. Benarkan kamu selalu terlihat di mataku ketika duduk di hadapanmu?. Aku harap sih demikian adanya.

Cintaku memang sangat sederhana, dan hanya ingin membahagiakanmu. Cukup engkau menjadi milikku, maka aku akan menjadi milikmu selamanya.

Yang kau cinta,

Anton Syahputra.

Medan, 20 Agustus 2020

Dear Kakak Kelas
Dewi Cahaya.

Hai Kak, Apa kabar?
Saya harap kakak sehat selalu dan tetap cantik ya kak.

Perkenalkan kak, namaku Anton Syahputra, adek kelas kakak yang selama ini mengagumi kakak. Ya, benar kak, pertama kali masuk sekolah, aku sudah melihat kakak dan merasakan ada yang berbeda dengan kakak. Aku tidak tahu apa itu persisnya, namun yang pasti aku rasanya sudah jatuh cinta sama kakak.

Mungkin memang agak aneh, ketika seorang adek kelas lelaki jatuh cinta kepada kakak kelas wanitanya. Namun bukankah cinta datang tanpa kita sadari dan tidak tahu sama siapa?. Saya mohon maaf jika sekiranya saya sudah terkesan kurang ajar mengirimkan surat cinta ini untuk kakak. Namun satu hal yang pasti kak, aku mencintai kakak, dari lubuk hati yang paling dalam.

Saya harap kakak mau membalas surat ini ya kak. Saya tidak menuntut agar kakak harus menerima saya. Namun yang pasti saya berharap agar kakak mau memberikan saya kesempatan untuk membahagiakan kakak layaknya sepasang kekasih. Terimakasih kak sudah mau membaca suratku ini.

Dari Adek Kelasmu,

Anton Syahputra.

Medan, 20 Agustus 2020

Dear Kakak Senior,
Anton Syahputra.

Selama pagi Kakak Cakep,

Perkenalkan nama saya Dewi Cahaya, junior yang baru saja kakak ospek saat masuk kampus. Sejak pertama kali aku masuk kampus ini, rasanya hanya kakak yang bisa membuatku berpaling dari kakak kakak ospek yang lain.

Eh kak, tau nggak kak?, saya sebenarnya merasa malu ketika menulis surat ini untuk kakak, namun saya tetap memberanikan diri. Saya pun mencoba untuk menuliskan apa yang saya pikirkan dan apa yang saya rasakan sama kakak.

Saya akui kakak memang orangnya rese, namun kakak itu memiliki kepribadian yang baik. Kakak juga selalu tersenyum dimanapun kakak berasa, Senyum kakak lah yang membuat kami para junior kampus ini merasa tenteram. Tutur kata kakak juga sangat santu dan enak didengar telinga. Dan hal inilah yang membuatku betah berlama lama sama ngomong ngomong sama kakak.

Dan sekarang saya sudah yakin jika saya memang jatuh cinta pada kakak. Namun saya hanya berharap agar kakak memberiku kesempatan membahagiakan kakak, walaupun aku memang bukan orang yang sempurna atau mungkin tidak sesuai dengan kriteria kakak. Namun aku pasti bisa menjaga rasa cintaku ini hanya untuk kakak dan berjanji untuk setia sama kakak.

Terimakasih sebelumnya kak sudah bersedia membaca suratku ini, dan kuharap kakak membalasnya, menjawab apa yang saya rasakan ini.

Dari Junior
Yang Mencintaimu,

Dewi Cahaya.

Medan, 20 Agustus 2020

Kepada Yth,
Bapak/Ibu Guruku
di SMA Negeri 1 Medan

Kutulis surat ini dengan rasa terimakasih yang tiada terkira dan dari lubuk hati yang paling dalam. Kutuliskan sepucuk surat ini, untukmu Bapak/Ibu Guruku yang sudah bersusah payah mendidik dan mengajari kami.

Dedikasimu, pengorbananmu, kesababaranmu, wahai Bapak/Ibu Guruku sungguh tiada terkira. Sekalipun kami memiliki dunia ini, rasanya tetap saja tidak cukup untuk membalas kebaikan Bapak/Ibu Guruku sekalian.

Engkau mendidik kami tanpa mengenal lelah, dan wajahmu tetap memancarkan keikhlasan dalam mendidik kami, bagaimapun perangai kami di sekolah. Engkau memikul beban yang sangat berat, wahai Bapak/Ibu Guruku demi mencerdaskan semua anak bangsa.

Engkau selalu bisa mengerti dan memahami kami anak didikmu, sekalipun tidak semua orang bisa memahami engkau, wahai Bapak/Ibu Guruku. Kami hanya bisa berharap, umur panjang dan berkat dari Yang Maha Kuasa selalu melimpah untuk Bapak/Ibu Guru kami, agar senantiasa bisa berbakti demi mencerdaskan anak bangsa.

Terimakasih kami ucapkan, wahai Bapak/Ibu Guruku, atas semua jasa dan pengorbananmu yang tiada terkira.

Hormat Saya,

Intan Permatasari.

Medan, 20 Agustus 2020

Dear Ibu dan Ayah

Dalam sepinya malam ini, kusadari betapa banyak kesalahan yang sudah kulakukan terhadap Ibu dan Ayah. Aku menyadari, selama ini sudah sering memberikan kekecewaan terhadap Ibu dan Ayah.

Ibu,
Aku masih ingat betapa repotnya engkau mempersiapkan semua keperluanku saat kecil. Engkau menyiapkan seragam sekolahku, engakau menyiapkan sarapan pagi, bekal, makan siang, hingga makan malam. Hingga aku SMA, engkau masih melakukan semua itu untukku.

Ayah,
Aku teringat betapa susahnya engkau memperjuangkan kami anak – anakmu. Engkau bekerja tanpa kenal lelah, demi bisa memenuhi kebutuhan keluarga kita. Saya yakin, rasa lelah dan capek mendera tubuhmu, namun engkau selalu menyembunyikannya dari kami anak – anakmu.

Ibu, Ayah,
Aku sadar bahwa telah terlalu banyak kesalahan yang saya lakukan. Aku seakan tidak memandang pengorbanan yang sudah Ayah dan Ibu lakukan untukku dan terus saja menggoreskan luka di hati Ayah dan Ibu.

Ibu,
Doakan semua pekerjaanku, semoga kesuksesan bisa kuraih dan kelak bisa membahagiakan engkau. Melakukan semua apa yang sudah pernah engkau lakukan untukku, mulai saya kecil hingga seperti sekarang ini.

Ayah,
Ajari aku, bimbing aku, dan tegurlah aku dikala melakukan kesalahan. Kelak saya ingin memberikan segaris senyuman di bibirmu, karena aku bisa memberikan kebahagiaan untukmu.

Ayah, Ibu,
Terimakasih untuk semua cinta, saya, pengorbanan, dan bimbingan dari Ayah dan Ibu. I love you so much.

Anakmu tercinta,

Anton Syahputra.